PUISI DARI BIARA BIRU

Puisi adalah hal mencari dan melukiskan yang diidamkan, mempunyai nilai seni bila pengalaman jiwa yang menjadi dasarnya dapat dijelmakan ke dalam kata.

Tujuan Puisi adalah memuja kebenaran dan memberi jiwa sesuatu gambaran yang lebih indah sebagai faktor perasaan.

Dalam dunia puisi para penyair tidak menyodorkan pemikiran yang falsafi tetapi menghibur pembaca atau pendengar dengan nyanyian – nyanyian yang falsafi.

Salah satu dari dari sekian karya nyanyian falsafi seorang Mantan Tahanan Politik (TAPOL) Papua Barat Melanesia tertanggal 11 April 1993 di Penjara Kalisosok Surabaya Indonesia, ketika masa pembuangan 70 orang TAPOL Papua Barat Merdeka tanggal 28 Januari 1991, mereka tiba dengan selamat pukul 16.30 WIB sehingga menjadi 1.617 orang Narapidana dan Tahanan Politik yang menghuni Penjara Kalisosok atau dikenal dengan “Biara Biru” menurut sebutan sang penyair.


TANGKAI KEBEBASAN

Ketika daun jatuh
Kuncup menjadi bunga
Dalam lembut angin segar kebenaran
Kabut mengembang entah kemana?
Tahtakan embun dirambutku
Bumi semarak dengan doa
Jiwakupun tersentuh
Pada irama alam semesta
Kristus bunga rohani
Nama-Mu ‘mashur
Cinta kasih-Mu lestari
Dibawah tangkai kebebasan
Aku menunggu-Mu

An. Sekretariat WPNA