KEMERDEKAAN PAPUA BARAT ADALAH PAGAR DAN PERTAHANAN BAGI KESTABILITAS KAWASAN PASIFIK, BAGIAN DARI MISI PERDAMAIAN DUNIA

Rakyat Papua Barat yang adalah Rumpung Bangsa Melanesia PEWARIS Kawasan Pasifik bersama Rumpung Micronesia dan Polynesia memiliki kewajiban bersama masyarakat dunia memelihara perdamaian dunia, memulai dari lokasi berukuran kecil wilayah Papua, kawasan Pasifik seterusnya ke kawasan dunia.

Sejak dahulu kala sebelum penguasa bangsa-bangsa asing memasuki wilayah Tanah Papua/ kawasan Pasifik ini, seluruh kehidupan (flora, fauna dan manusianya) sungguh teramat tenteram, aman dan damai bagaikan Firdaus di Samudera Pasifik. Namun Firdaus tersebut telah digiring ke tepian tebing kepunahan oleh penguasa bangsa asing yang sangat rakus lagi angkuh ini

Kenyataan hidup rakyat pribumi Papua Barat dibawah penguasaan pemerintah militer asing Indonesia sejak TRIKORA 19 Desember 1961 hingga saat ini, hanyalah penderitaan dan kesengsaraan yang tiada akhir.

Wilayah Tanah Papua yang kaya raya ini menjadi rebutang bangsa-bangsa asing, menjadi tempat bisnis, dijadikan projek para politisi Indonesia untuk mendapatkan posisi tertinggi dipemerintahan, kepangkatan para polisi/militer dan intelligent mulai dari pangkat prada hingga Jenderal berbintang lima, bila perlu bintang seribu. Rupanya penguasa asing ini telah diam-diam menguasai wilayah PNG lewat berbagai bisnis. Pelebaran sayap pengaruhnya telah sampai ke negara kepulauan Fiji dan akhir-akhir ini ke negara kepulauan Vanuatu. Pertanyaan: Mengapa penguasa Indonesia berambisi menguasai negara-negara Melanesia tersebut? Jawabnya: penguasa Indonesia berniat jahat mempengaruhi negara-negara Melanesia untuk tidak mendukung perjuangan sesamanya rakyat pribumi Melanesia di Papua Barat.

Berdasarkan data-data akurat yang dikupulkan oleh Departemen Luar Negeri Otorita Nasional Papua Barat lewat The Analysis Section of West Papua Intelligent Service yang
berkedudukan di Australia menemukan beberapa bukti kuat bahwa ARSITEKTUR terrorist yang mendunia ini adalah pemerintah/militer/intelligent Indonesia setelah gagal mempertahankan Timor Lorosae. Tak-tik ini berhasil mengalihkan konsentrasi masyarakat dunia kepada issue global terrorists sehingga berhasil sebagai upaya menyembunyikan paran arsitektur penguasa Indonesia pembunuh rakyat Timor Lorosae, Aceh, Maluku dan Papua Barat. Hasil penelitian akurat ini juga telah mendapat perhatian serius masyarakat dunia terhadap issu global terrorist ini, yang tentunya akan menjadi ancaman terhadap masyarakat local, reginal dan masyarakat dunia. Lalu apa dan bagaimana kontribusi rakyat Papua Barat sebagai bagian dari masyarakat dunia untuk keadilan dan perdamaian dunia ini?

Untuk mencegah ancaman terroris ini, maka rakyat Papua Barat dituntut untuk terlibat aktif dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia diawali dari lokasi local Papua Barat, dengan jalan memonitor situasi kondisi local, dilanjutkan dengan memberikan laporan kepada jaringan keadilan dan perdamaian dunia lewat Badan Pantauan local, nasional dan internasional yang telah ada.
Selama Papua Barat masih berada dalam kontrol penguasa pemerintah militerisme Indonesia yang adalah terrorist, maka selama itu juga rakyat pribumi Papua Barat dan penduduk asing yang mendiami Tanah Papua Barat TIDAK memiliki fungsi selaku alat keadilan dan perdamaian dunia, karena setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun diterror oleh terrorist tersebut.

Hanya ada satu jalan yang pasti menempatkan seluruh rakyat Papua Barat berfungsi aktif, efektif dan berdayaguna sebagai alat keadilan dan perdamaian dunia, adalah, Tanah dan rakyat Papua HARUS PISAH dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, artinya, rakyat Papua Barat WAJIB bernegara dan berpemerintahan sendiri. Dengan demikian posisi Papua Barat pasti menempatkan posisi strategis selaku pagar dan pertahanan bagi kestabilitas kawasan Pasifik, yang tentunya akan menjamin keamanan, kenyamanan, keadilan dan perdamaian dikawasan Pasifik sebagaimana dulu kala kehidupan nenek moyang pribumi Melanesia di Firdaus Pasifik.

Suatu Bangsa dikatakan mulia dan terhormat jika bangsa bersangkutan mewujudnyatakan keadilan, perdamaian dan cinta kasih terhadap sesama manusia secara individu, keluarga, keret, suku, rumpung bangsa dan masyarakat dunia. Selaku rakyat Papua Barat, dimana posisimu?

Penulis adalah Dr. Jacob Rumbiak, seorang academic, politiCIan and diplomatic of West Papua, berkedudukan di Australia.